EPIDEMOLOGI
Disusun
Oleh :
Tito
Wicaksono
201466137
UNIVERSITAS ESA UNGGUL
2016
JAKARTA
Pendahuluan
Situasi
Global
Penyakit tidak menular (PTM) menjadi
penyebab utama kematian secara global. Data WHO menunjukkan bahwa dari 57 juta
kematian yang terjadi di dunia pada tahun 2008, sebanyak 36 juta atau hampir
dua pertiganya disebabkan oleh Penyakit Tidak Menular. PTM juga membunuh
penduduk dengan usia yang lebih muda. Di negara-negara dengan tingkat ekonomi
rendah dan menengah, dari seluruh kematian yang terjadi pada orang-orang
berusia kurang dari 60 tahun, 29% disebabkan oleh PTM, sedangkan di
negara-negara maju, menyebabkan 13% kematian. Proporsi penyebab kematian PTM
pada orang-orang berusia kurang dari 70 tahun, penyakit cardiovaskular
merupakan penyebab terbesar (39%), diikuti kanker (27%), sedangkan penyakit
pernafasan kronis, penyakit pencernaan dan PTM yang lain bersama-sama
menyebabkan sekitar 30% kematian, serta 4% kematian disebabkan diabetes.
Menurut Badan Kesehatan Dunia WHO, kematian akibat Penyakit Tidak Menular (PTM)
diperkirakan akan terus meningkat di seluruh dunia, peningkatan terbesar akan
terjadi di negara-negara menengah dan miskin. Lebih dari dua pertiga (70%) dari
populasi global akan meninggal akibat penyakit tidak menular seperti kanker,
penyakit jantung, stroke dan diabetes. Dalam jumlah total, pada tahun 2030
diprediksi akan ada 52 juta jiwa kematian per tahun karena penyakit tidak
menular, naik 9 juta jiwa dari 38 juta jiwa pada saat ini. Di sisi lain,
kematian akibat penyakit menular seperti malaria, TBC atau penyakit infeksi
lainnya akan menurun, dari 18 juta jiwa saat ini menjadi 16,5 juta jiwa pada
tahun 2030. Pada negara-negara menengah dan miskin PTM akan bertanggung jawab
terhadap tiga kali dari tahun hidup yang hilang dan disability (Disability
adjusted life years=DALYs) dan hampir lima kali dari kematian penyakit menular,
maternal, perinatal dan masalah nutrisi.
Secara
global, regional dan nasional pada tahun 2030 transisi epidemiologi dari
penyakit menular menjadi penyakit tidak menular semakin jelas. Diproyeksikan
jumlah kesakitan akibat penyakit tidak menular dan kecelakaan akan meningkat
dan penyakit menular akan menurun. PTM seperti kanker, jantung, DM dan paru
obstruktif kronik, serta penyakit kronik lainnya akan mengalami peningkatan
yang signifikan pada tahun 2030. Sementara itu penyakit menular seperti TBC,
HIV/AIDS, Malaria, Diare dan penyakit infeksi lainnya diprediksi akan mengalami
penurunan pada tahun 2030. Peningkatan kejadian PTM berhubungan dengan
peningkatan faktor risiko akibat perubahan gaya hidup seiring dengan perkembangan
dunia yang makin modern, pertumbuhan populasi dan peningkatan usia harapan
hidup.
Situasi
Indonesia
Indonesia dalam beberapa dasawarsa
terakhir menghadapi masalah triple burden diseases. Di satu sisi, penyakit
menular masih menjadi masalah ditandai dengan masih sering terjadi KLB beberapa
penyakit menular tertentu, munculnya kembali beberapa penyakit menular lama
(re-emerging diseases), serta munculnya penyakit-penyakit menular baru
(new-emergyng diseases) seperti HIV/AIDS, Avian Influenza, Flu Babi dan
Penyakit Nipah. Di sisi lain, PTM menunjukkan adanya kecenderungan yang semakin
meningkat dari waktu ke waktu. Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)
tahun 2007 dan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1995 dan 2001, tampak
bahwa selama 12 tahun (1995-2007) telah terjadi transisi epidemiologi dimana
kematian karena penyakit tidak menular semakin meningkat, sedangkan kematian
karena penyakit menular semakin menurun (lihat grafik gambar 1). Fenomena ini
diprediksi akan terus berlanjut.
Gambar
1 :Distribusi penyebab kematian menurut kelompok penyakit di Indonesia, SKRT
1995, SKRT 2001, Riskesdas 2007
Sumber
: Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007
Gambar
1 di atas memperlihatkan bahwa selama tahun 1995 hingga 2007 di Indonesia proporsi
penyakit menular telah menurun sepertiganya dari 44,2% menjadi 28,1%, akan
tetapi proporsi penyakit tidak menular mengalami peningkatan cukup tinggi dari
41,7% menjadi 59,5%, sedangkan gangguan maternal/perinatal dan kasus cedera
relatif stabil.
Menurut profil PTM WHO
tahun 2011, di Indonesia tahun 2008 terdapat 582.300 laki-laki dan 481.700
perempuan meninggal karena PTM5.
Berdasarkan jumlah kunjungan pasien
rawat jalan dan rawat inap dari seluruh RS yang melapor tahun 2010 terhadap
jumlah penduduk Indonesia, diperoleh sekitar 5% penduduk mendapat pelayanan
kesehatan di RS. Persentase ini lebih rendah dari situasi riil, karena hanya
berdasarkan data RS yang melapor. Data Riskesdas 2007 menunjukkan sebanyak 5,1%
rumah tangga memilih rawat inap di RS pemerintah dan swasta serta sebanyak
17,7% responden yang memanfaatkan RS (pemerintah dan swasta), RS luar negeri
dan RB (rumah bersalin). Dalam pengolahan data mentah SIRS 2009-2010 terdapat
keterbatasan dikarenakan terdapatnya pengelompokkan beberapa penyakit dalam
satu kode laporan Daftar Tabulasi Dasar (DTD), sehingga sulit memilah antara
data penyakit tidak menular dan penyakit menular pada kelompok penyakit
tertentu (contoh: Demam yang sebabnya tidak diketahui, Konjungtivitis dan
gangguan lain konjungtiva, Karies gigi). Sehingga dilakukan eksklusi
(dikeluarkan) dari pengolahan data, terhadap kelompok penyakit yang tidak dapat
dilakukan pemecahan antara penyakit menular dan tidak menular. Data morbiditas
dan mortalitas penyakit di rumah sakit di Indonesia dikelompokan dalam penyakit
menular, penyakit tidak menular, penyakit maternal/perinatal dan cedera dari tahun
2009-2010. Proporsi penyakit rawat jalan (kasus baru) terhadap total kunjungan
seluruh penyakit (rawat jalan) dari tahun 2009-2010 mempunyai pola yang sama
yaitu penyakit rawat jalan yang terbanyak adalah penyakit tidak menular,
kemudian penyakit menular, cedera dan yang terakhir adalah penyakit maternal
dan perinatal yang dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Gambar
2: Persentase Rawat Proporsi penyakit rawat jalan (kasus baru) terhadap total
kunjungan seluruh penyakit (rawat jalan) dari tahun 2009-2010 Sumber: Sistem
Informasi Rumah Sakit (SIRS) Tahun 2010-2011.
Persentase
kasus baru rawat jalan penyakit tidak menular berdasarkan jenis kelamin dari
tahun 2009 dan 2010 mempunyai pola yang sama yaitu tidak ada perbedaan yang
signifikan antara kelompok laki-laki dan kelompok perempuan yang di rawat jalan
di Indonesia, seperti diperlihatkan pada gambar di bawah ini.
Gambar
3: Persentase Rawat Jalan Kasus Baru Penyakit Tidak Menular Berdasarkan Jenis
Kelamin Tahun 2009 – 2010 Sumber: Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) Tahun
2010-2011.
Persentase
kasus baru rawat jalan penyakit tidak menular berdasarkan kelompok umur dari
tahun 2009 dan 2010, mempunyai pola yang sama persentase kasus baru rawat jalan
yang paling tinggi pada tahun 2009 dan 2010 adalah pada kelompok umur 45-64
tahun kemudian diikuti kelompok umur 25-44 tahun. Begitu juga dengan persentase
kasus baru rawat jalan yang paling rendah baik tahun 2009 maupun tahun 2010
adalah pada kelompok umur 0-28 hari seperti tampak pada gambar di bawah ini.
Gambar
4 : Persentase Rawat Jalan Kasus Baru Penyakit Tidak Menular Berdasarkan
Kelompok Umur Tahun 2009 – 2010 Sumber: Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS)
Tahun 2010-2011.
Gambar
dibawah ini menggambarkan tingkat kefatalan menyebabkan kematian berdasarkan
Case Fatality Rate (CFR) untuk PTM prioritas yang dikendalikan program-program
pengendalian di Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak menular, Direktorat
Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) dari tahun
2009-2010. Tampak pada tahun 2009, Strok merupakan penyakit dengan CFR
tertinggi (12,68%) diikuti oleh penyakit Jantung (9,17%), sedangkan tahun 2010
Strok dan penyakit Jantung menempati urutan teratas (8,7%). CFR yang meningkat
adalah Asma, Hipertensi dan Kanker. Sedangkan PPOK, Strok, Jantung, Diabetes
Melitus persentasenya menurun dari tahun 2009-2010 yang lebih jelasnya dapat dilihat
pada gambar di bawah ini.
Gambar
4 : Tingkat Kefatalan (CFR) Penyakit Tidak Menular Prioritas Pada Rawat Inap
Rumah Sakit Tahun 2009-2010 Sumber: Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) Tahun
2010-2011.
Kesimpulan
:
Penyebab kematian kasus rawat inap pada
penyakit tidak menular di Rumah Sakit dari tahun 2009-2010, sebagai berikut : Penyakit
Jantung menjadi penyebab utama kematian terbanyak pada tahun 2009 dan 2010 dan diikuti
oleh Kanker.
Sedangkan pada penyakit Asma dan Hipertensi
merupakan penyakit yang persentase kematiannya terhadap seluruh pasien mati dirawat
inap yang meningkat dari tahun 2009-2010. Sedangkan PPOK, Strok, Jantung,
Diabetes Melitus dan Kanker persentasenya menurun dari tahun 2009-2010.
Daftar Pustaka
1.
World Health Organization (2008) The global burden of diseases: 2004 update
Geneva : World Health
Organization
2.
World Health Organization ( 2011) Global status report non-communicable
diseases 2010. Geneva World Health
Organization.
3.
Beaglehole R, Bonita R, Horton R et al. (2011) Priority action for the
non-communicable diseases crisis.
The Lancet, Early online e publication 6 April 2011 doi: 10.16/S01040-6736(11)60393-0.
4.
World Health Organization (2011) Noncommunicable disease country profiles 2011
WHO global report, Geneva. World
Health Organization.
5. The
Jakarta Post. Indonesia loses billions to diabetes, chronic diseases, June 23,
2011. Accesed: http//cameroninstitue.com/index.php?option=com_contents&view=
article&id=54: indonesia-loses-billion-to-diabetes-cronic-diseases&catid=3:opinion&itemid
Tidak ada komentar:
Posting Komentar