Kamis, 31 Maret 2016

EPIDEMOLOGI - Data Pola Penyakit dan Kematian di Indonesia

EPIDEMOLOGI

Data Pola Penyakit dan Kematian di Indonesia “






Disusun Oleh :
Tito Wicaksono
201466137




UNIVERSITAS ESA UNGGUL
2016
JAKARTA



Pendahuluan

Situasi Global
            Penyakit tidak menular (PTM) menjadi penyebab utama kematian secara global. Data WHO menunjukkan bahwa dari 57 juta kematian yang terjadi di dunia pada tahun 2008, sebanyak 36 juta atau hampir dua pertiganya disebabkan oleh Penyakit Tidak Menular. PTM juga membunuh penduduk dengan usia yang lebih muda. Di negara-negara dengan tingkat ekonomi rendah dan menengah, dari seluruh kematian yang terjadi pada orang-orang berusia kurang dari 60 tahun, 29% disebabkan oleh PTM, sedangkan di negara-negara maju, menyebabkan 13% kematian. Proporsi penyebab kematian PTM pada orang-orang berusia kurang dari 70 tahun, penyakit cardiovaskular merupakan penyebab terbesar (39%), diikuti kanker (27%), sedangkan penyakit pernafasan kronis, penyakit pencernaan dan PTM yang lain bersama-sama menyebabkan sekitar 30% kematian, serta 4% kematian disebabkan diabetes. Menurut Badan Kesehatan Dunia WHO, kematian akibat Penyakit Tidak Menular (PTM) diperkirakan akan terus meningkat di seluruh dunia, peningkatan terbesar akan terjadi di negara-negara menengah dan miskin. Lebih dari dua pertiga (70%) dari populasi global akan meninggal akibat penyakit tidak menular seperti kanker, penyakit jantung, stroke dan diabetes. Dalam jumlah total, pada tahun 2030 diprediksi akan ada 52 juta jiwa kematian per tahun karena penyakit tidak menular, naik 9 juta jiwa dari 38 juta jiwa pada saat ini. Di sisi lain, kematian akibat penyakit menular seperti malaria, TBC atau penyakit infeksi lainnya akan menurun, dari 18 juta jiwa saat ini menjadi 16,5 juta jiwa pada tahun 2030. Pada negara-negara menengah dan miskin PTM akan bertanggung jawab terhadap tiga kali dari tahun hidup yang hilang dan disability (Disability adjusted life years=DALYs) dan hampir lima kali dari kematian penyakit menular, maternal, perinatal dan masalah nutrisi.
Secara global, regional dan nasional pada tahun 2030 transisi epidemiologi dari penyakit menular menjadi penyakit tidak menular semakin jelas. Diproyeksikan jumlah kesakitan akibat penyakit tidak menular dan kecelakaan akan meningkat dan penyakit menular akan menurun. PTM seperti kanker, jantung, DM dan paru obstruktif kronik, serta penyakit kronik lainnya akan mengalami peningkatan yang signifikan pada tahun 2030. Sementara itu penyakit menular seperti TBC, HIV/AIDS, Malaria, Diare dan penyakit infeksi lainnya diprediksi akan mengalami penurunan pada tahun 2030. Peningkatan kejadian PTM berhubungan dengan peningkatan faktor risiko akibat perubahan gaya hidup seiring dengan perkembangan dunia yang makin modern, pertumbuhan populasi dan peningkatan usia harapan hidup.


Situasi Indonesia
            Indonesia dalam beberapa dasawarsa terakhir menghadapi masalah triple burden diseases. Di satu sisi, penyakit menular masih menjadi masalah ditandai dengan masih sering terjadi KLB beberapa penyakit menular tertentu, munculnya kembali beberapa penyakit menular lama (re-emerging diseases), serta munculnya penyakit-penyakit menular baru (new-emergyng diseases) seperti HIV/AIDS, Avian Influenza, Flu Babi dan Penyakit Nipah. Di sisi lain, PTM menunjukkan adanya kecenderungan yang semakin meningkat dari waktu ke waktu. Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 dan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1995 dan 2001, tampak bahwa selama 12 tahun (1995-2007) telah terjadi transisi epidemiologi dimana kematian karena penyakit tidak menular semakin meningkat, sedangkan kematian karena penyakit menular semakin menurun (lihat grafik gambar 1). Fenomena ini diprediksi akan terus berlanjut.

           
Gambar 1 :Distribusi penyebab kematian menurut kelompok penyakit di Indonesia, SKRT 1995, SKRT 2001, Riskesdas 2007
Sumber : Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007     
Gambar 1 di atas memperlihatkan bahwa selama tahun 1995 hingga 2007 di Indonesia proporsi penyakit menular telah menurun sepertiganya dari 44,2% menjadi 28,1%, akan tetapi proporsi penyakit tidak menular mengalami peningkatan cukup tinggi dari 41,7% menjadi 59,5%, sedangkan gangguan maternal/perinatal dan kasus cedera relatif stabil.
Menurut profil PTM WHO tahun 2011, di Indonesia tahun 2008 terdapat 582.300 laki-laki dan 481.700 perempuan meninggal karena PTM5.



            Berdasarkan jumlah kunjungan pasien rawat jalan dan rawat inap dari seluruh RS yang melapor tahun 2010 terhadap jumlah penduduk Indonesia, diperoleh sekitar 5% penduduk mendapat pelayanan kesehatan di RS. Persentase ini lebih rendah dari situasi riil, karena hanya berdasarkan data RS yang melapor. Data Riskesdas 2007 menunjukkan sebanyak 5,1% rumah tangga memilih rawat inap di RS pemerintah dan swasta serta sebanyak 17,7% responden yang memanfaatkan RS (pemerintah dan swasta), RS luar negeri dan RB (rumah bersalin). Dalam pengolahan data mentah SIRS 2009-2010 terdapat keterbatasan dikarenakan terdapatnya pengelompokkan beberapa penyakit dalam satu kode laporan Daftar Tabulasi Dasar (DTD), sehingga sulit memilah antara data penyakit tidak menular dan penyakit menular pada kelompok penyakit tertentu (contoh: Demam yang sebabnya tidak diketahui, Konjungtivitis dan gangguan lain konjungtiva, Karies gigi). Sehingga dilakukan eksklusi (dikeluarkan) dari pengolahan data, terhadap kelompok penyakit yang tidak dapat dilakukan pemecahan antara penyakit menular dan tidak menular. Data morbiditas dan mortalitas penyakit di rumah sakit di Indonesia dikelompokan dalam penyakit menular, penyakit tidak menular, penyakit maternal/perinatal dan cedera dari tahun 2009-2010. Proporsi penyakit rawat jalan (kasus baru) terhadap total kunjungan seluruh penyakit (rawat jalan) dari tahun 2009-2010 mempunyai pola yang sama yaitu penyakit rawat jalan yang terbanyak adalah penyakit tidak menular, kemudian penyakit menular, cedera dan yang terakhir adalah penyakit maternal dan perinatal yang dapat dilihat pada gambar di bawah ini.



Gambar 2: Persentase Rawat Proporsi penyakit rawat jalan (kasus baru) terhadap total kunjungan seluruh penyakit (rawat jalan) dari tahun 2009-2010 Sumber: Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) Tahun 2010-2011.




Persentase kasus baru rawat jalan penyakit tidak menular berdasarkan jenis kelamin dari tahun 2009 dan 2010 mempunyai pola yang sama yaitu tidak ada perbedaan yang signifikan antara kelompok laki-laki dan kelompok perempuan yang di rawat jalan di Indonesia, seperti diperlihatkan pada gambar di bawah ini.



Gambar 3: Persentase Rawat Jalan Kasus Baru Penyakit Tidak Menular Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2009 – 2010 Sumber: Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) Tahun 2010-2011.
Persentase kasus baru rawat jalan penyakit tidak menular berdasarkan kelompok umur dari tahun 2009 dan 2010, mempunyai pola yang sama persentase kasus baru rawat jalan yang paling tinggi pada tahun 2009 dan 2010 adalah pada kelompok umur 45-64 tahun kemudian diikuti kelompok umur 25-44 tahun. Begitu juga dengan persentase kasus baru rawat jalan yang paling rendah baik tahun 2009 maupun tahun 2010 adalah pada kelompok umur 0-28 hari seperti tampak pada gambar di bawah ini.



Gambar 4 : Persentase Rawat Jalan Kasus Baru Penyakit Tidak Menular Berdasarkan Kelompok Umur Tahun 2009 – 2010 Sumber: Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) Tahun 2010-2011.


Gambar dibawah ini menggambarkan tingkat kefatalan menyebabkan kematian berdasarkan Case Fatality Rate (CFR) untuk PTM prioritas yang dikendalikan program-program pengendalian di Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak menular, Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) dari tahun 2009-2010. Tampak pada tahun 2009, Strok merupakan penyakit dengan CFR tertinggi (12,68%) diikuti oleh penyakit Jantung (9,17%), sedangkan tahun 2010 Strok dan penyakit Jantung menempati urutan teratas (8,7%). CFR yang meningkat adalah Asma, Hipertensi dan Kanker. Sedangkan PPOK, Strok, Jantung, Diabetes Melitus persentasenya menurun dari tahun 2009-2010 yang lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini.



Gambar 4 : Tingkat Kefatalan (CFR) Penyakit Tidak Menular Prioritas Pada Rawat Inap Rumah Sakit Tahun 2009-2010 Sumber: Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) Tahun 2010-2011.

Kesimpulan :

Penyebab kematian kasus rawat inap pada penyakit tidak menular di Rumah Sakit dari tahun 2009-2010, sebagai berikut : Penyakit Jantung menjadi penyebab utama kematian terbanyak pada tahun 2009 dan 2010 dan diikuti oleh Kanker.
Sedangkan pada penyakit Asma dan Hipertensi merupakan penyakit yang persentase kematiannya terhadap seluruh pasien mati dirawat inap yang meningkat dari tahun 2009-2010. Sedangkan PPOK, Strok, Jantung, Diabetes Melitus dan Kanker persentasenya menurun dari tahun 2009-2010.





Daftar Pustaka


1. World Health Organization (2008) The global burden of diseases: 2004 update Geneva :           World Health Organization
2. World Health Organization ( 2011) Global status report non-communicable diseases 2010.        Geneva World Health Organization.
3. Beaglehole R, Bonita R, Horton R et al. (2011) Priority action for the non-communicable          diseases crisis. The Lancet, Early online e publication 6 April 2011 doi: 10.16/S01040-6736(11)60393-0.
4. World Health Organization (2011) Noncommunicable disease country profiles 2011 WHO       global report, Geneva. World Health Organization.
5. The Jakarta Post. Indonesia loses billions to diabetes, chronic diseases, June 23, 2011.   Accesed: http//cameroninstitue.com/index.php?option=com_contents&view= article&id=54: indonesia-loses-billion-to-diabetes-cronic-diseases&catid=3:opinion&itemid